Cara Menanam dan Budidaya Buah Naga Merah – Buah naga atau Dragon Fruits masih merupakan keluarga tanaman kaktus. Walaupun banyak ditemukan di negara Asia, sebenarnya tanaman ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam pada tahun 1870 sebagai tanaman hias.
Selain berfungsi sebagai tanaman hias, buah naga juga memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah:
- Sebagai pencegah kanker: Buah naga memiliki kandungan antioksidan yang dapat mengurangi radikal bebas dan mengeluarkan racun penyebab kanker dari dalam tubuh.
- Meningkatkan imunitas tubuh: Kandungan antioksidan yang terkandung dalam buah naga dapat meningkatkan kekebalan tubuh jika dikonsumsi secara rutin.
- Mencegah diabetes: Vitamin yang terkandung dalam buah naga bisa membunuh sel-sel jahat karena pola hidup tidak sehat.
- Mencegah penuaan dini: Antioksidan yang terkandung dalam buah naga dipercaya dapat meminimalkan dan menjaga tekstur kulit.
- Menjaga tekanan darah dan kolesterol: Antioksidan dalam buah naga juga dapat membersihkan radikal bebas pada aliran darah, sehingga tekanan darah dan kolesterol tetap stabil.
Selain manfaatnya yang banyak, rasanya yang manis membuat buah naga terkenal sebagai konsumsi di Vietnam dan Cina.
Sejak tahun 2000, buah naga suda mulai populer di Indonesia. Tidak jelas siapa yang pertama mempopulerkannya, namun diperkirakan buah naga di Indonesia berasal dari Thailand. Buah naga yang masuk dari Thailand lalu dibudidayakan oleh para pencinta tanaman secara sporadis.
Saat ini terdapat 4 jenis buah naga yang paling populer untuk dibudidayakan. Jenisnya yaitu:
- Hylocereus undatus memiliki kulit berwarna merah dengan daging buah berwarna putih.
- Hylocereus polyrhisus memiliki kulit berwarna merah dengan daging buah berwarna merah.
- Hylocereus costaricensis memiliki kulit berwarna merah dengan daging buah berwarna merah pekat agak keunguan.
- Hylocereus megalanthus memiliki kulit berwarna kuning dengan daging buah berwarna putih.
Buah naga sangat cocok untuk ditanam pada kondisi iklim dan alam tropis Indonesia.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan optimal pada ketinggian 0 – 350 mdpl (meter di atas permukaan laut), curah hujan 720mm/tahun dan suhu sekitar 26-36 derajat celcius.
Memilih Bibit Buah Naga
Pada dasarnya, tanaman dapat dibudidayakan dengan 2 cara, yaitu generatif dan vegetatif. Generatif adalah pengembangbiakan dengan biji sedangkan vegetatif adalah pengembangbiakan dengan batang.
Cara generatif dilakukan dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga yang memiliki kualitas baik. Cara ini terbilang cukup sulit karena biasanya hanya dilakukan oleh penanam berpengalaman.
Cara vegetatif lebih banyak digunakan karena cenderung lebih mudah dan lebih cepat untuk menghasilkan buah. Cara vegetatif dilakukan dengan stek batang. Stek batang adalah metode menumbuhkan bagian pohon menjadi tanaman baru. Keuntungan dari stek batang adalah sifat induk bisa dipastikan akan langsung turun ke anaknya. Jika induk memiliki buah yang banyak, maka anak juga akan memiliki buah yang banyak.
Berikut adalah langkah-langkah penyetekkan buah naga:
- Penyetekan dilakukan terhadap batang tanaman yang sudah pernah berbuah sekitar 3 – 4 kali. Ini dilakukan agar hasil setek dapat berproduksi lebih cepat dan menghasilkan hasil yang bagus karena sudah terbukti pada generasi terdahulu.
- Pilihlah batang yang memiliki diameter sekitar 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Batang tersebut akan digunakan sebagai batang utama pada tanaman. Karenanya semakin besar diameter akan semakin bagus.
- Pemotongan akan dilakukan pada batang yang memiliki panjang sekitar 80 – 120cm. Jangan potong semua batang, sisakan kira-kira 20%, lalu 80% sisanya akan dijadikan calon bibit.
- Potong batang calon bibit tadi dengan ukuran sekitar 20 – 30cm. Ujung bawah dipotong meruncing untuk ditancapkan ke tanah, ini berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Sedangkan ujung atas dipotong rata.
- Potongan setek setidaknya harus memiliki 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek dengan konsekuensi mempengaruhi kecepatan berbuah.
- Jangan tanam langsung batang setek yang sudah dipotong sampai getahnya mengering. Getah yang masih basah beresiko menyebabkan batang menjadi busuk. Celupkan batang setek pada larutan fungisida untuk menghindari resiko serangan jamur.
- Siapkan polybag atau pot untuk menanam setek tersebut. Siapkan campuran tanah yang mengandung bahan – bahan organik dengan kandungan hara tinggi.
- Siram polybag yang sudah diisi dengan media tanam. Lalu tancapkan bagian runcing dari stek ke dalam media tanam tersebut sedalam 5cm.
- Berikan naungan yang berguna untk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman rutin 2 – 3 hari sekali.
- Tunas pertama akan tumbuh dalam waktu 3 minggu, lalu buka naungan agar sinar matahari dapat masuk.
- Pemeliharaan bibit berlangsung sekitar 3 bulan. Tinggi bibit sekitar 50 – 80cm pada usia ini.
Persiapan Budidaya Buah Naga
Untuk budidaya buah naga dengan lahan seluas satu hektar, membutuhkan kurang lebih 6.000 – 10.000 bibit. Jumlah bibit disesuaikan dengan metode tanam maupun jarak tanam yang digunakan. Metode tanam dengan tiang panjat tunggal memerlukan tiang panjat sebanyak 1600 batang dan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.
1. Pembuatan Tiang Panjat
Tiang panjat sangat dibutuhkan dalam budidaya buah naga karena berguna untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat dari beton dengan tiang berbentuk silinder atau segi empat dengan diameter sekitar 10 – 15cm.
Tinggi tiang panjat yang digunakan untuk budidaya buah naga biasanya sekitar 2 – 2.5meter. Tiang tersebut lalu ditanam sekitar 50cm kedalam tanah, ini dimaksudkan agar tiang tersebut kuat berdiri. Ujung bagian atas tiang tesebut diberikan batang kayu atau besi berbentuk ‘+’, lalu tambahkan ban motor bekas atau besi yang berbentuk lingkarang sehingga bagian ujung atasnya terlihat seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat agar berbaris, berikan jarak sekitar 2.5 meter dalam 1 baris dan 3 meter dengan baris lainnya. Jarak ini juga berfungsi sebagai jarak tanam. Diantara barisan dibuat saluran drainase untuk membuang air berlebih dari lahan budidaya buah naga.
2. Pengolahan Tanah
Siapkan tiang panjat, lalu buatlah lubang tanam yang memiliki ukuran 60 x 60cm dengan kedalaman 25cm. Posisikan tiang panjat persis ditengah lubang tanam tersebut.
Campurkan 10kg pasir dengan tanah galian, ini berguna untuk menambah porositas tanah. Tambahkan 10 – 20kg pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang. Tambahkan juga 300gram dolomit atau kapur pertanian, ini berfungsi untuk memberikan kalsium pada buah naga. Kemudian aduk bahan-bahan tersebut sampai rata.
Timbun campuran zat diatas, lalu siram dengan air sampai basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tersebut mengering karena tersinari matahari.
Tunggu sampai 2 – 3 hari, lalu berikan pupuk TSB sebanyak 25 gram. Berikan pupuk dengan cara melingkari tiang panjat dengan jarak 10cm dari tiang. Tunggu selama kurang lebih 1 hari samapi lubang tanam siap untuk ditanami.
Pemupukan dan Perawatan
1. Pemupukan
Pada masa awal pertumbuhan, buah naga membutuhkan pupuk yang mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga, buah naga membutuhkan pupuk yang mengandung banyak unsur fospor (P) dan kalium (K). Hindari penggunaan pupuk urea karena dapat mengakibatkan kebusukan batang.
Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kompos setiap 3 bulan sekali dengan dosis kurang lebih sekitar 5 – 10kg per lubang tanam. Berikan pupuk tambahan NPK dan ZK sebanyak 50 dan 20gram per lubang tanam ketika buah naga sudah mulai berbunga dan berbuah. Perbanyak dosis pemberian pupuk pada tahun berikutnya yang disesuaikan dengan ukuran tanaman. Berikan pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah sebagai pupuk tambahan, ini berguna untuk memaksimalkan hasil.
2. Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan dengan mengalirkan air pada parit drainase yang sudah dibuat sebelumnya. Selain menggunakan drainse, pengarian akan lebih hemat jika menggunakan gembor. Namun penggunaan gembor membutuhkan investasi yang cukup besar.
Penyiraman dilakukan dengan cara merendam parit drainse selama sekitar 2 jam. Bila penyiraman menggunakan gembor, maka tiap lubang tanam disiram dengan 4-5 liter air. Lakukan penyiraman 3 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi tanah.
Hentikan penyiraman ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah, ini bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru dan membiarkan tunas buah tumbuh dengan maksimal. Namun penyiraman tetap dilakukan jika kondisi tanah kering dan tanaman terlihat layu.
3. Pemangkasan
ada 3 macam jenis pemangkasan yang digunakan dalam budidaya buah naga, yaitu pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dan pemangkasan untuk peremajaan.
Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkannya, pilih tunas paling atas pada batang bibit tanaman. Sementara tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong.
Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada 3 – 4 tunas yang tumbuh pada batang pokok. Tunas tersebut sebaiknya yang berada 30cm dari ujung atas. Tunas yang dipangkas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh mengarah kebawah.
Pemangkasan peremajaan dilakukan pada cabang produksi yang kurang produktif karena sudah berbuah sekitar 3 – 4 kali. Setelah dilakukan peremajaan, tunas ini dijadikan sebagai sumber bibit tanaman.
Yang harus diperhatikan dalam pemangkasan buah naga adalah bentuk tanaman. Usahakan agar tunas yang terbentuk tidak terlalu rimbun agar batang yang berada dibawah dapat terkena sinar matahari dengan maksimal.
Pemanenan
Buah naga merupakan tanaman dengan siklus produktif yang panjang. Siklus produktif pada buah naga bisa mencapai 15 – 20 tahun. Buah naga dapat berbuah pada bulan ke 10 – 12 sejak pertama kali tanam. Namun jika ukuran bibitnya kecil, panen pertama bisa terjadi pada bulan ke 18 – 24. Hasil dari panen pertama biasanya tidak langsung optimal.
Dari satu tanaman bisa menghasilkan sekitar 1kg buah naga. Jika dalam satu hektar ada 6400 bibit dan setiap bibitnya menjadi tanaman yang menghasilkan 1kg buah, maka setiap musim panen dapat menghasilkan sekitar 6 – 7 ton buah naga. Usaha budidaya buah naga dapat dikatakan sukses bila dapat menghasilkan sekitar 50ton per tahun.
Buah naga yang siap panen memiliki kulit berwarna merah yang mengkilap. Warna hijau daun berkurang dan jumbai yang berwarna merah. Pangkal buah menguncup dan mahkota buah mulai mengecil. Buah naga yang siap panen memiliki ukuran membulat dengan berat sekitar 400 – 600 gram.