Perjanjian Aqabah

masjid nabawi kota madinah

Perjanjian Aqabah atau Bai’at Aqabah adalah perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan orang Yastrib (Madinah), perjanjian ini terbagi menjadi 2, yaitu Perjanjian Aqabah 1 dan Perjanjian Aqabah 2.

Sejarah Singkat Perjanjian Aqabah

http://wahdah.or.id/
http://wahdah.or.id/

Pada daerah tugas tablighnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi untuk menemui enam orang dari golongan Ansar yang datang guna menunaikan ibadah haji dan membacakan sebagian dari Al-Quran untuk mereka.

Sebelum bertemu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka telah mendengar ciri-ciri kenabian dari orang ahli Kitab dan telah yakin akan kenabian beliau lalu kemudian mereka memeluk islam.

Namun pada waktu itu mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , mereka mengatakan jika situasi Yatsrib membaik, tahun depan mereka akan datang lagi kepada Nabi.

Sekembalinya mereka ke Yastrib, isu tentang islam mulai beredar dan bertambahlah jumlah orang – orang yang tertarik dengan islam.

Pada tahun – tahun berikutnya duabelas orang jamaah haji dari kota Yastrib bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melakukan bai’at kepada Nabi. Perjanjian ini lalu dinamakan “Perjanjian ‘Aqabah Pertama.”
Dalam perjanjian ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menentukan beberapa poin yang harus disepakati, yaitu:

  • Janganlah kalian menyekutukan Allah
  • Janganlah kalian mencuri
  • Janganlah kalian mendekati zina
  • Janganlah kalian membunuh anak-anak kandung kalian
  • Janganlah kalian mencemarkan dan menfitnah
  • Janganlah kalian melanggar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada perbuatan baik

Kelanjutan perjanjian ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jika kalian setia terhadap janji maka imbalan kalian adalah surga, dan jika tidak maka urusan kalian (kembali) kepada Allah, jika berkehendak Ia menghukum dan jika menghendaki Allah mengampuni.”

Setelah itu Nabi mengutus sahabatnya yang bernama Mus’ab bin Umair sebagai muballigh bagi Islam di Yatsrib.

Lalu pada tahun berikutnya datang tujuh puluh laki-laki dan dua perempuan penduduk Yatsrib yang berbaiat kepada Nabi dan membuat janji bahwa mereka akan membela Nabi. Perjanjian ini lalu dikenal sebagai perjanjian ‘Aqabah Kedua dan dimana setelah ini orang-orang Muslim dari Mekah mulai hijrah ke Madinah.

Perjanjian Aqabah 1

Pada tahun yang telah dijanjikan, yaitu pada tahun 12 kenabian, ada dua belas orang dari Madinah yang telah memeluk Islam, sebagian dari mereka adalah orang-orang yang pernah berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menerima dakwahnya lalu beriman kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun sebelumnya. Mereka datang ke Makkah dalam rangka menunaikan ibadah haji. Mereka pun bertemu dengan Rasulullah dan membaiat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Imam al-Bukhâri [5], Muslim [6], an-Nasâ`i [7], Ahmad [8], Ibnu Ishâq [9], Ibnu Sa’ad [10], dan lain-lain meriwayatkan dari hadits ‘Ubâdah bin Shâmit Radhiyallahu ‘anhu, ia merupakan salah seorang yang menunaikan haji kala itu. Mereka meriwayatkan bunyi bai’ah tersebut, yaitu perkataan ‘Ubâdah: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada mereka:

“Kemarilah, hendaklah kalian berbai’at kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan apapun, kalian tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak durhaka kepadaku dalam perkara yang ma’ruf. Barang siapa yang menepati bai’at (janji) ini, maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah Azza wa Jalla. Barang siapa yang melanggar salah satunya, lalu dihukum di dunia, maka hukuman itu menjadi kaffarah (penghapus dosa) baginya. Barang siapa yang melanggar salah satunya, lalu Allah Azza wa Jalla menutupi kesalahannya tersebut, maka urusannya dengan Allah, jika Allah Azza wa Jalla berkehendak, maka Allah bisa menghukumnya; jika Allah Azza wa Jalla berkehendak, maka Allah Azza wa Jalla bisa memaafkanya”.

Para penduduk Madinah ini lalu berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bai’ah (baiat) inilah yang kemudian dikenal dengan nama bai’atul-‘aqabatil-ûlâ (baiat ‘Aqabah yang pertama).

Perjanjian Aqabah 2

http://abiummi.com/
http://abiummi.com/

Bai’at ‘Aqabah II dilakukan pada tahun 622 M atau tahun 13 kenabian (setahun setelah perjanjian Aqabah 1. Ini merupakan perjanjian antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap 73 orang pria dan 2 orang wanita dari kota Yatsrib pada waktu tengah malam.

Wanita itu adalah Nusaibah bintu Ka’ab dan Asma’ bintu ‘Amr bin ‘Adiy. Perjanjian Aqabah 2 ini terjadi pada tahun 13 kenabian. Mush’ab bin ‘Umair lalu kembali ikut bersama dengan para penduduk Yatsrib yang sudah berislam sebelumnya.

Mereka menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di ‘Aqabah pada suatu malam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan pamannya Al ‘Abbas bin ‘Abdil Muthallib. Ketika itu Al ‘Abbas masih musyrik, hanya saja ia ingin memastikan keamanan bagi keponakannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang-orang Yatsrib itu.

Ketika itu Al ‘Abbas adalah orang pertama yang berbicara lalu kemudian dilanjutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membacakan beberapa ayat Al Qur’an dan menyerukan tentang Islam.

Isi Bai’at Aqabah ke 2:

“Kalian berbai’at kepadaku untuk selalu mau mendengar dan taat dalam keadaan giat (senang) atau malas (berat), selalu memberikan nafkah dalam keadaan susah atau senang, selalu memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, selalu di jalan Allah dan jangan terpengaruh dengan celaan orang yang mencela, jika aku sudah datang ke (tempat) kalian agar kalian menolongku, melindungiku dari hal-hal yang kalian hindarkan dari diri, istri dan anak-anak kalian. Dan kalian akan mendapatkan surga”. (Lafazh ini merupakan riwayat Imam Ahmad).

Semoga Informasi Ini Dapat Bermanfaat Bagi Anda Sekalian

Perjanjian Linggarjati

Sutan Syahrir wakil indonesia dalam perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati merupakan suatu perjanjian bersejarah yang berisi kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda yang disepakati dalam sebuah perundingan.

Perjanjian Linggarjati juga merupakan upaya diplomatik pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan wilayah kesatuan Republik Indonesia dari cengkraman penjajah Belanda.

Para tokoh dari Indonesia dan Belanda duduk bersama untuk membuat kesepakatan yang dirangkum dalam beberapa poin persetujuan. Peristiwa ini kelak dikenal dengan nama perjanjian Linggarjati.

Perjanjian ini telah berhasil mengangkat permasalahan antara Indonesia dan Belanda ke ranah international dengan melibatkan PBB (persatuan bangsa bangsa).

Perjanjian ini disebut dengan perjanjian Linggarjati karena lokasi terjadinya ialah di Desa Linggarjati yang terletak di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 10 November 1946.

Sejarah dan Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

perjanjian linggarjati diadakan puluhan tahun lalu dirumah ini
www.pintuwisata.com

Konflik yang terus terjadi antara Indonesia dan Belanda menjadi alasan terjadinya Perjanjian Linggarjati. Konflik ini terjadi karena Belanda belum mau mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia yang baru saja dideklarasikan.

Para pemimpin negara menyadari bahwa untuk menyelesaikan konflik dengan peperangan hanya akan menimbulkan korban dari kedua belah pihak.

Untuk itu, Inggris berusaha mempertemukan Indonesia dengan Belanda di meja perundingan guna membuat sebuah kesepakatan.

Perjanjian bersejarah antara Indonesia dan Belanda ini akhirnya terlaksana di Linggarjati, Cirebon pada tanggal 10 November 1946.

Tokoh yang Terlibat dalam Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati ini dihadiri oleh beberapa tokoh perwakilan dari 3 Negara, yaitu Indonesia, Belanda dan Inggris.

Berikut tokoh-tokoh yang hadir dalam Perjanjian Linggarjati:

proses menandatangani perjanjian linggarjati
www.pintuwisata.com
  • Pemerintah Indonesia diwakili oleh Dr. A. K. Gani, Mr. Susanto Tirtoprojo, Sutan Syahrir dan Mohammad Roem.
  • Pemerintah Belanda diwakili oleh Van Pool , Prof. Schermerhorn dan , De Boer.
  • Pemerintah Inggris, yang berperan sebagai mediator diwakili oleh Lord Killearn.

Isi Perjanjian Linggarjati

Belanda membatalkan perjanjian linggarjati dengan sepihak
id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_I

Karena terjadinya ketidak sepahaman antara Indonesia dan Belanda, maka perjanjian Linggarjati baru ditanda tangani oleh Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947,

Perjanjian Linggarjati Resmi ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 25 Maret 1947 dalam upacara kenegaraan yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta.

Berikut ini merupakan isi dari Perjanjian Linggarjati:

  • Belanda mau mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan meliputi Madura, Sumatera, dan Jawa. Belanda sudah harus pergi meninggalkan daerah de facto tersebut paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
  • Belanda dan Republik Indonesia telah sepakat untuk membentuk Negara serikat dengan nama RIS.
    Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI, Timur Besar, dan Kalimantan.
    Pembentukan RIS akan dijadwalkan sebelum tanggal 1 Januari 1949.
  • Belanda dan RIS sepakat untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua.

Perjanjian Linggarjati ini memiliki dampak positif maupun negatif bagi Negara Indonesia.

Dampak Positifnya: Indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka mendapatkan pengakuan secara de facto oleh Belanda.

Dampak Negatifnya: Wilayah indonesia semakin sempit karena Belanda tidak mengakui seluruh wilayah Indonesia. Belanda hanya mau mengakui wilayah Indonesia pada pulau Jawa, Madura dan Sumatera.

Pro dan Kontra Perjanjian Linggarjati

Terjadi pro dan kontra dalam penandatangan perjanjian Linggarjati, namun akhirnya Indonesia setuju untuk menandatangani perjanjian ini pada tanggal 25 Maret 1947, ini terjadi karena:

  1. Cara damai merupakan cara terbaik demi menghindari jatuhnya korban jiwa, ini dikarenakan kemampuan militer Indonesia masih jauh dibawah militer Belanda.
  2. Cara damai dapat mengundang simpati dari dunia international.
  3. Perdamaian dengan gencatan sejata dapat memberi peluang bagi pasukan militer Indonesia untuk melakukan berbagai hal diantaranya dalah konsolidasi.

Pasca terjadinya perjanjian ini hubungan kedua negara tidaklah menjadi baik, ini dikarenakan adanya perbedaan dalam menafsirkan isi dari perjanjian.

Belanda menganggap Republik Indonesia sebagai bagian dari Belanda, sehingga semua urusan eksternal diurus oleh Belanda.

Belanda juga menuntut untuk dibuatnya pasukan keamanan gabungan. Karena hal inilah Belanda melakukan aksi bersenjata yang disebut dengan Agresi Militer Belanda, aksi ini sekaligus membatalkan perjanjian Linggarjati.

Begitulah informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.

Perjanjian Kalijati

tokoh tokoh ini merupakan perwakilan jepang dan belanda pada saat menandatangi perjanjian kalijati

Perjanjian Kalijati adalah salah satu kesepakatan diplomasi yang penting sepanjang sejarah tanah air. Perjanjian tersebut dilakukan oleh Jepang dan Belanda ketika berada di Indonesia, tepatnya di Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Adapun alasan yang melatar belakangi terjadinya perjanjian tersebut dapat dibaca pada paragraf berikut.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang hal tersebut, maka pada artikel ini saya akan memberikan informasi secara singkat mengenai sejarah dan latar belakang perjanjian yang terjadi antara Jepang dan Belanda tersebut.

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di tanah air, terjadi berbagai peperangan dan juga perjanjian. Salah satunya yaitu perjanjian kalijati yang pernah terjadi pada tahun 1942.

Pada waktu itu Jepang menganggap dirinya sebagai pemimpin dunia. Jepang lalu menyerang pangkalan angkatan laut Amerika di pearl harbour, Hawai secara mendadak tanpa adanya pernyataan perang sebelumnya.

Tentu saja kejadian ini mendapat kecaman serius dari dunia internasional. Pada saat itulah baru Jepang secara resmi menyatakan perang kepada Amerika Serikat.

Jepang yang berkeinginan untuk mewujudkan Asia Timur Raya berlanjut menunjukkan kekuatannya dengan cara memperluas jajahannya mulai dari Cina sampai ke Indonesia yang waktu itu masih dikenal dengan nama Hindia Belanda dan dikuasai oleh Belanda.

Karena mendapat serangan serius dari pasukan Jepang bersenjata lengkap, Belanda mengalami beberapa kekalahan, ini terbukti dari jatuhnya pangkalan minyak ke tangan Jepang sekitar awal tahun 1942.

Karena berbagai penyerangan yang dilakukan, Kekuasaan Jepang di Indonesia makin lama makin bertambah luas bahkan pasukan gabungan sekutu tidak mampu lagi untuk menahan serangan dari tentara Jepang.

Pada bulan Oktober tahun 1942 pasukan Jepang akhirnya berhasil masuk ke Batavia yang sekarang dikenal dengan nama Jakarta.

Serangan bertubi-tubi dari tentara Jepang membuat pasukan Belanda kocar kacir dan akhirnya benteng pertahanan Belanda pun jatuh satu persatu. Lalu akhirnya Jepang berhasil menyerang ke markas besar pasukan Belanda dan bisa ditebak, serangan ini dimenangkan oleh pasukan Jepang.

Karena peristiwa itulah akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani perjanjian yang diberi nama perjanjian Kalijati. Perjanjian ini terjadi pada 8 Maret 1942.

Isi dari Perjanjian Kalijati

Perjanjian kalijati merupakan penyerahan wilayah indonesia ke jepang oleh belanda
via: slideplayer.info

Perjanjian Kalijati merupakan upaya diplomasi yang dilakukan oleh pihak Belanda akibat kekalahannya terhadap Jepang. Perjanjian ini dilakukan di Kecamatan Kalijati yang terletak di Subang, Jawa Barat.

Kemenangan Jepang terhadap Belanda pada Oktober 1942 memaksa Belanda mengakui kekalahan atas Jepang.Pada 8 maret tahun 1942, kedua belah pihak sepakat untuk membuat perjanjian yang diberi nama Perjanjian Kalijati, adapun isi dari perjanjian tersebut adalah:

BELANDA MENYERAH TANPA SYARAT KEPADA JEPANG

Ditanda tanganinya perjanjian ini membuat Jepang secara resmi menjajah Indonesia menggantikan posisi Belanda. Perbuatan ini membuat Jepang mengikuti Perang Dunia II.

Kalijati Saat Ini

foto ini merupakan foto desa tempat peristiwa perjanjian kalijati
https://ssl.panoramio.com/photo/55657758

Kalijati merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dari Ibu kota Subang, Kecamatan Kalijati terletak di sebelah barat.

Di Kecamatan ini terjadi sebuah peristiwa bersejarah, yaitu menyerahnya Belanda terhadap Jepang akibat kekalahan yang dideritanya pada tanggal 8 Maret 1942.

Belanda menyerah kepada Jepang secara resmi lewat Perjanjian Kalijati yang dilakukan di Rumah Sejarah Kalijati yang terletak di Komplek Garuda E 25 Lanud Suryadarma.

Objek Wisata di Kalijati

rumah ini menjadi saksi bisu atas peristiwa sejarah perjanjian kalijati
via: jabarprov.go.id
    • Museum Rumah Sejarah (Rumah Sejarah Kalijati)
    • Museum ini merupakan bekas rumah yang digunakan untuk menandatangani perjanjian Kalijati antara pihak Belanda dan Jepang, sekaligus menjadi tempat serah terima daerah jajahan Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Jepang.
      Ini merupakan menyerahnya pemerintah Hindia Belanda terhadap Kekaisaran Jepang.

    • Museum Hidup
    • Museum ini berisi berbagai pesawat terbang dari zama dahulu. Dinamakan Museum hidup karena pesawat yang berada didalamnya ternyata masih ada yang bisa di terbangkan karena dirawat dengan baik.

    • Monumen Jepang
    • Ini merupakan monumen dari tentara Jepang yang bahkan sampai sekarang masih suka dikunjungi oleh mantan tentara jepang dan keluarganya yang dulu pernah bertugas di Kalijati.

Semoga informasi tadi dapat bermanfaat bagi teman-teman semua, sekian dan terimakasih.

Perjanjian Salatiga

Patung ini dapat ditemui ditempat terjadinya perjanjian salatiga

Perjanjian Salatiga merupakan perjanjian yang membagi Surakarta menjadi dua bagian, yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Perjanjian ini terjadi pada tahun 1755 M.

Perjanjian ini merupakan upaya penyelesaian dari serangkaian konflik perebutan kekuasaan yang mengakhiri Kesultanan Mataram. Dengan berat hati Hamengku Buwono I dan Paku Buwono III akhirnya merelakan beberapa wilayahnya untuk Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa). Ngawen di wilayah Yogyakarta dan sebagian Surakarta menjadi daerah kekuasaan dari Pangeran Sambernyawa.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa), Sultan Paku Buwono III, Sultan Hamengku Buwono I , dan VOC di gedung VOC yang sekarang menjadi kantor Walikota Salatiga.

Sebab Terjadinya Perjanjian Salatiga

foto kantor telepon dan telegrap perjanjian salatiga tempo doeloe
via: blogspot.com

Ketika Pangeran Mangkubumi memilih jalan perundingan damai dengan imbalan mendapat separuh bagian kekuasaan Mataram dengan menggunakan Perjanjian Giyanti dan menjadi Sultan Hamengkubuwana I, Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said) tetap tidak terima dan terus melancarkan perlawanan.

Dengan keberhasilan VOC membuat Pangeran Mangkubumi kedalam sekutunya maka perlawanan Pangeran Sambernyawa menjadi lebih sulit karena harus menghadapi Pangeran Mangkubumi,Sunan Paku Buwono III dan VOC sekaligus. Namun Pangeran Sambernyawa tetap tidak mau menyerah kepada mereka.

Ketika VOC menawarkan Pangeran Sambernyawa untuk menyerah kepada salah satu dari dua penguasa (Surakarta, Yogyakarta), Pangeran Sambernyawa justru memberi tekanan kepada ketiganya agar daerah bekas kekuasaan Mataram dibagi menjadi tiga kekuasaan.

Keinginan VOC adalah agar keadaan kembali damai supaya bisnis VOC tetap berjalan lancar dan keberadaannya di tanah Jawa tetap mana. Sementara peperangan tidak juga menghasilkan pemenang diantara kubu yang berseteru.

Gabungan kekuatan dari 3 kubu ternyata masih belum juga mampu mengalahkan Pangeran Sambernyawa walaupun kondisi serupa juga berlaku bagi Pangeran Sambernyawa yang masih belum dapat mengalahkan ketiganya bersamaan.

Karena itulah dibuat Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 di Salatiga. Ini merupakan solusi dari keadaan perebutan kekuasaan untuk mengakhiri peperangan di Jawa. Akhirnya dengan terpaksa Hamengku Buwono I dan Paku Buwono III merelakan beberapa wilayah kekuasaannya untuk diberikan kepada Pangeran Sambernyawa. Wilayah yang diberikan meliputi Ngawen di wilayah Yogyakarta dan sebagian Surakarta menjadi daerah kekuasaan Pangeran Sambernyawa.

Pihak yang Terlibat Dalam Perjanjian Salatiga

Pihak-pihak yang terlibat dalam menandatangani perjanjian ini yaitu:

  1. Pangeran Sambernyawa
  2. Kasunanan Surakarta
  3. Kesultanan Yogyakarta, diwakili oleh Patih Danureja
  4. VOC

Isi Perjanjian Salatiga

salah satu foto dari bangunan bersejarah yang berlokasi di Salatiga
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Perjanjian ini membuat Pangeran Sambernyawa mendapatkan separuh wilayah Surakarta (4000 karya, mencakup beberapa daerah yang sekarang termasuk dalam Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Karanganyar, eksklave di wilayah Yogyakarta i Ngawen dan menjadi penguasa Kadipaten Mangkunegaran menggunakan gelar Mangkunegara I.

Namun Penguasa dari wilayah Mangkunegaran tidak berhak mendapat gelar Sunan atau Sultan, dan hanya berhak atas gelar Pangeran Adipati.

Salatiga Sekarang

Wisata rawa pening yang merupakan objek wisata dari salatiga
via: blogspot.com

Kota Salatiga , merupakan sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah. Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak sekitar 52 km Kota arah utara Surakarta dan sekitar 49 km arah selatan Kota Semarang dan berada di jalan negara yang menghubungkan Semarang-Surakarta. Salatiga memiliki 4 kecamatan, yaitu Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo.

Kota ini terletakdi lereng timur Gunung Merbabu, karena itu udara kota ini terasa cukup sejuk. Pada tahun 2014 pemerintah merencanakan perluasan wilayah dalam kota Salatiga agar segera terwujud.

Perluasan itu akan membagi kelurahan Kutowinangun menjadi 2 bagian sehingga menjadi kelurahan Kutowinangun Lor (utara) dan Kelurahan Kutowinangun Kidul (selatan).

Karena wilayah yang cukup luas dan jumlah penduduk yang terbilang padat dan permintaan dari warga agar wilayah dimekarkan dan permintaan ini juga sudah disampaikan kepada pemerintah negara Republik Indonesia.

Dilihat dari letak administratifnya, Salatiga menjadi kota dengan luas wilayah terkecil ke 18 di Indonesia. Sekian informasi yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat bagi teman-teman semuanya.

Perjanjian Postdam

peristiwa menyerahnya jerman dalam perjanjian postdam dimuat dalam koran

Perjanjian Postdam – Konferensi Potsdam merupakan perjanjian yang dibuat ketika pertemuan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet di Potsdam, Jerman pada tanggal 17 Juli sampai 2 Agustus 1945.

Perjanjian ini dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (Harry S. Truman), Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet (Iosif Stalin) dan Perdana Menteri Britania Raya (Clement Richard Attlee) yang pada waktu itubertemu guna mendiskusikan masalah Jerman pada bulan Juli 1945 mengenai apa saja yang akan terjadi padanya setelah Perang Dunia II berakhir.

perjanjian postdam merupakan perjanjian yang penting dalam perang dunia dua, tokoh-tokoh inilah yang menandatangani perjanjian tsb
Tokoh perjanjian Postdam, via: wikimedia.org

Pertemuan ini pertama kali diadakan di Yalta, namun Sekutu tidak setuju atas banyak hal yang amat penting. Bagaimanapun juga, banyak peristiwa yang telah terjadi sejak Konferensi Yalta. Pertama, Amerika Serikat telah memiliki seorang presiden baru yang bernama Harry Truman.

Harry Truman bersikap lebih keras atas komunisme dibanding presiden sebelumnya Roosevelt. Ini tentu menjadi masalah untuk Stalin. Winston Churchill memilih turun dari jabatannya dan digantikan oleh Clement Attlee, sedang Stalin menganggap dirinya lebih berpengalaman dibanding para pemimpin tadi.

Stalin juga membuat masalah, atas berbagai hal dari Sekutu. Sekutu setuju atas Yalta bahwa Polandia harus memiliki pemerintahan netral.

Stalin sudah memberi perintah untuk membunuh pemerintahan netral itu dan lalu menggantikannya dengan pemerintahan yang lebih ia sukai. Ini menjadikan postdam memiliki banyak masalah.

Peristiwa perjanjian postdam merupakan kejadian penting dalam sejarah dunia. Perjanjian ini merupakan simbol berhentinya peperangan antara Sekutu dan Jerman antara tahun 1939 sampai 1945 atau lebih dikenal dengan perang dunia II.

Apa saja isi dari perjanjian postdam dan latar belakang dibalik terjadinya perjanjian ini? Simak alasannya berikut ini:

Sebab Terjadinya Perjanjian Postdam

perang dunia dua yang melibatkan banyak negara berakhir ketiak jerman mengaku kalah dan menandatangani perjanjian postdam
via: financesonline.com

Sejarah panjang terjadinya perang dunia II antara Sekutu melawan Jerman merupakan hal utama yang melatar Belakangi Perjanjian Postdam.

Perang dunia II yang melibatkan banyak negara di dunia tersebut akhirnya berhenti setelah Jerman mengalami kekalahan atas Sekutu pada bulan Mei tahun 1945.

Setelah menyerah terhadap Sekutu akhirnya Jerman mengambil jalan diplomasi dalam menyelesaikan permasalahan dengan Sekutu.

Atas dasar diplomasi tersebut kedua belah pihak setuju dalam sebuah perjanjian yang sekarang dikenal dengan nama perjanjian postdam.

Konferensi postdam dilaksanakan di Jerman pada tanggal 17 bulan Juli tahun 1945 dan berakhir setelah ditandatanganinya perjanjian postdam dari kedua pihak pada tanggal 2 Agustus tahun 1945.

Isi Perjanjian Postdam

ini adalah poin poin dalam perjanjian postdam yang harus dipatuhi semua pihak
via: slidesharescdn.com

Isi Perjanjian Postdam:

  • Jerman dibagi dalam empat daerah pendudukan, yaitu Jerman Timur oleh Rusia sedangkan Jerman Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
  • Kota Berlin yang terletak di tengah-tengah daerah pendudukan Rusia juga diduduki, Berlin Timur diduduki oleh Rusia dan Berlin Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
  • Danzig, Jerman di sebelah timur Sungai Order, dan Niesse diberikan kepada Polandia.
  • Demiliterisasi dari Jerman.
  • Penjahat perang (crime war) dihukum.
  • Jerman harus membayar ganti kerugian perang.

Ditanda tanganinya perjanjian tersebut membuat banyak negara tetangga berharap akan terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia.

Lokasi Perjanjian Postdam

Perjanjian antara sekutu dan Jerman dilakukan di wilayah Jerman yang bernama Postdam. Karena itulah perjanjian ini dikenal dengan nama perjanjian Postdam.

Tokoh Dalam Perjanjian Postdam

tokoh tokoh yang sedang berjabat tangan tersebut merupakan tokoh penting dalam perjanjian postdam
via: dw.com

Tokoh-tokoh yang hadir pada peristiwa perjanjian postdam merupakan perwakilan dari tiap negara yang terlibat.

Tokoh-tokoh tersebut adalah:

  1. Clement Richard Attlee perwakilan Inggris
  2. Harry S. Truman perwakilan Amerika
  3. Joseph Stalin perwakilan Uni Soviet

Walaupun dalam perjanjian tesebut disepakati beberapa poin perjanjian, namun ada beberapa hal yang tidak disepakati oleh kedua belah pihak. Karena itu hal tersebut akan melatar belakangi perjanjian lainnya.
Semoga artikel diatas dapat memberi manfaat bagi anda. Selamat belajar.

Kerajaan Banjar

kerajaan banjar - bendera

Kerajaan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin adalah kerajaan bercorak islam yang berdiri pada Tahun 1520. Kerajaan ini dihapuskan secara sepihak oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860.

Namun masyarakat Banjar tetap mengakui adanya pemerintahan darurat yang baru berakhir pada 24 Januari 1905. Tetapi sejak tanggal 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar bangkit kembali ditandai dengan dilantiknya Sultan Khairul Saleh.
Kerajaan Banjar terletak di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Kesultanan ini pada awalnya beribukota di Banjarmasin lalu dipindahkan ke berbagai tempat dan terakhir pindah ke Martapura. Ketika ibu kota kerajaan Banjar berada di Martapura, Kerajaan ini disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.

kerajaan banjar - wilayah kekuasaan
via: wikipedia.org

Nama kerajaan ini berubah-ubah ketika ibu kotanya pindah. Waktu ibu kota kerajaan Banjar berlokasi di Banjarmasin, kesultanan ini dikenal dengan nama Kesultanan Banjarmasin.

Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Daha yang merupakan kerajaan Hindu. Ibu kota kerajaan Daha terletak di kota Negara, yang sekarang merupakan ibu kota dari kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.

Sejarah Kerajaan Banjar

kerajaan banjar - kraton
Kraton Banjar, via: wikipedia

Berdasarkan mitologi dari suku Maanyan (suku tertua di Kalimantan Selatan), kerajaan pertama di Kalimantan bagian selatan merupakan Kerajaan Nan Sarunai yang diperkirakan daerah kekuasaannya terhampar luas mulai dari daerah Tabalong hingga ke daerah Pasir.

Keberadaan mitologi Maanyan yang menceritakan mengenai masa-masa kejayaan dari Kerajaan Nan Sarunai, sebuah kerajaan kuno yang dulunya menyatukan etnis Maanyan di daerah ini dan telah mengadakan hubungan dengan pulau Madagaskar.

Kerajaan ini mendapat serbuan dari Majapahit Sehingga sebagian rakyatnya menyingkir ke pedalaman (wilayah suku Lawangan). Salah satu peninggalan arkeologis yang berasal dari zaman ini adalah Candi Agung yang terletak di kota Amuntai.

Ketika tahun 1996, dilakukan pengujian terhadap sampel arang dari Candi Agung. Hasil pengujian tersebut menghasilkan angka tahun sekitar 242-226 SM.

Kemunculan Kerajaan Banjar berhubungan erat dengan melemahnya pengaruh dari Negara Daha sebagai kerajaan yang sedang berkuasa saat itu.

Maharaja Sukarama, Raja dari Negara Daha pernah berwasiat agar penggantinya kelak adalah cucunya yang bernama Raden Samudera, anak dari putrinya Puteri Galuh Intan Sari. Ayah dari Raden Samudera adalah Raden Manteri Jaya, putra dari Raden Begawan, yang merupakan saudara dari Maharaja Sukarama.

kerajaan banjar - bangsawan
bangsawan dari Banjar via: wikipedia.org

Wasiat tersebut mengakibatkan Raden Samudera terancam keselamatannya lantaran para putra Maharaja Sukarama juga berambisi unutk menjadi raja yaitu Pangeran Bagalung, Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Tumenggung.

Dibantu oleh Arya Taranggana, Pangeran Samudra melarikan diri menggunakan sampan ke muara sungai Barito. Setelah Maharaja Sukarama wafat, Pangeran Mangkubumi menjadi Raja Negara Daha, kemudian digantikan Pangeran Tumenggung yang juga merupakan putra Sukarama.

Raden Samudera sebagai pihak yang kalah lalu melarikan diri dan bersembunyi di daerah muara sungai barito. Dia dilindungi oleh sekelompok orang melayu yang berdiam di wilayah itu. Kampung orang melayu itu disebut dengan nama kampung oloh masih yang berarti kampung orang melayu pimpinan Pati Masih. Lambat laun kampung ini mulai berkembang menjadi kota banjarmasih karena ramainya perdagangan di tempat ini dan banyaknya pedagang yang menetap.

kerajaan banjar - gadis
gadis dari Banjar via: wikipedia.org

Dalam pelarian politiknya, raden Samudera melihat potensi dari Banjarmasih dengan sumber daya manusianya dapat dijadikan sebagai kekuatan potensial untuk melawan balik kekuatan pusat, yaitu Negara Daha.

Kemampuan yang dimiliki Banjarmasih untuk melakukan perlawanan terhadap Negara Daha akhirnya mendapat pengakuan formal setelah komunitas melayu tersebut mengangkat Raden Samudera menjadi kepala Negara.

Pengangkatan ini akhirnya menjadi titik balik perjuangan bagi Raden Samudera. Terbentuknya kekuatan politik baru di banjarmasih, yang dapat menandingi Negara Daha ini dijadikan sebagai senjata oleh Raden Samudra untuk mendapatkan haknya kembali sebagai Raja Negara Daha.

Sedangkan orang melayu yang menolongnya menjadikan ini sebagai media agar mereka tidak perlu lagi membayar pajak pada Negara Daha.

Setelah berhasil menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan tempur kepada Kerajaan Demak.

Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, Namun dengan syarat Raden Samudera beserta para pengikutnya harus masuk agama Islam. Syarat tersebut lalu disanggupi oleh Raden Samudera dan Sultan Demak akhirnya mengirimkan pasukannya yang dipimpin oleh Khatib Dayan.

Sesampainya di Banjarmasih, pasukan Demak pimpinan Khatib Dayan bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerbuan ke Negara Daha di muara sungai Barito.

Sesampainya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Pasukan Demak bertemu terlibat pertempuran Pasukan Negara daha.

Pertempuran ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan yang isinya adalah duel antara Raden samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera berhasil mengalahkan pangeran Tumenggung dan itu menandaka kemenangan Banjarmasih.

Setelah kemenangan dalam pertempuran, Raden Samudera lalu memindahkan Rakyat dari Negara Daha ke Banjarmasih dan Raden Samudera diangkat sebagai Kepala negaranya.

Bersatunya penduduk Banjarmasih yang terdiri dari rakyat Negara Daha, Melayu, Dayak dan orang jawa (pasukan dari Demak) menunjukan bersatunya masyarakat Banjarmasih di bawah pemerintahan Raden Samudera.

Para penduduk yang berkumpul di Banjarmasih menyebabkan daerah ini menjadi ramai. Ditambah lokasinya yang terletak pada muara sungai barito dan martapura menjadikan tempat ini sebagai lalu lintas perdangan.

Raden Samudera lalu menjadikan Islam sebagai agama resmi negara dan rakyatnya memeluk agama Islam. Raden Samudra lalu bergelar Sultan Suriansyah yang menjadi raja pertama dari kerajaan Banjar.

Silsilah Raja dari Kerajaan Banjar

1526 – 1545

Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja pertama yang memeluk Islam

1545 – 1570

Sultan Rahmatullah

1570 – 1595

Sultan Hidayatullah

1595 – 1620

Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612

1620 – 1637

Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah

1637 – 1642

Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah

1642 – 1660

Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa

1660 – 1663

Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin=

1663 – 1679

Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung

1679 – 1700

Sultan Tahlilullah berkuasa

1700 – 1734

Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning

1734 – 1759

Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah

1759 – 1761

Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah

1761 – 1801

Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah

1801 – 1825

Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah

1825 – 1857

Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman

1857 – 1859

Pangeran Tamjidillah

1859 – 1862

Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu’mina

1862 – 1905

Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar

Begitulah Sejarah dari Kerajaan Banjar, semoga informasi tadi dapat bermanfaat untuk anda.

Kerajaan Cirebon

kerajaan cirebon - keraton kasepuhan

Kerajaan Cirebon merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam ternama yang berasal dari Jawa Barat. Kesultanan Cirebon berdiri pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Kesultanan Cirebon juga merupakan pangkalan penting yang menghubungkan jalur perdagangan antar pulau.

Kesultanan Cirebon berlokasi di pantai utara pulau Jawa yang menjadi perbatasan antara wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, ini membuat Kesultanan Cirebon menjadi pelabuhan sekaligus “jembatan” antara 2 kebudayaan, yaitu budaya Jawa dan Sunda.

Sehingga Kesultanan Cirebon memiliki suatu kebudayaan yang khas tersendiri, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi oleh kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Sejarah Kerajaan Cirebon

kerajaan cirebon - keraton kasepuhan 2
Keraton Kasepuhan, via: cirebonarts.com

Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Cirebon mulanya adalah sebuah dukuh kecil yang awalnya didirkan oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah perkampungan ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran).

Dinamakan Caruban karena di sana ada percampuran para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, latar belakang dan mata pencaharian yang berbeda. Mereka datang dengan tujuan ingin menetap atau hanya berdagang.

Baca juga:

 

Karena awalnya hampir sebagian besar pekerjaan masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan lainnya, seperti menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai yang bisa digunakan untuk pembuatan terasi. Lalu ada juga pembuatan petis dan garam.

Air bekas pembuatan terasi inilah akhirnya tercipta nama “Cirebon” yang berasal dari Cai(air) dan Rebon (udang rebon) yang berkembang menjadi Cirebon yang kita kenal sekarang ini.

Karena memiliki pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman, Cirebon akhirnya menjadi sebuah kota besar yang memiliki salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa.

Pelabuhan sangat berguna dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan seluruh Nusantara maupun dengan negara lainnya. Selain itu, Cirebon juga tumbuh menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat.

Pendirian dan Silsilah Raja Kerajaan Cirebon

kerajaan cirebon - prabu siliwangi
Prabu Siliwangi, via: sebandung.com

Pangeran Cakrabuana (1430 – 1479) merupakan keturunan dari kerajaan Pajajaran. Ia adalah putera pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dan istri pertamanya yang bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa). Raden Walangsungsang(pangeran Cakra Buana) meiliki dua orang saudara kandung, yaitu Nyai Rara Santang dan Raden Kian Santang.

Sebagai anak laki-laki tertua, seharusnya ia berhak atas tahta kerajaan Pajajaran. Namun karena ia memeluk agama Islam yang diturunkan oleh ibunya, posisi sebagai putra mahkota akhirnya digantikan oleh adiknya, Prabu Surawisesa (anak laki-laki dari prabu Siliwangi dan Istri keduanya yang bernama Nyai Cantring Manikmayang).

Ini dikarenakan pada saat itu (abad 16) ajaran agama mayoritas di Kerajaan Pajajaran adalah Sunda Wiwitan (agama leluhur orang Sunda) Hindu dan Budha.

Pangeran Walangsungsang akhirnya membuat sebuah pedukuhan di daerah Kebon Pesisir, mendirikan Kuta Kosod (susunan tembok bata merah tanpa spasi) membuat Dalem Agung Pakungwati serta membentuk pemerintahan di Cirebon pada tahun 1430 M.

Dengan demikian, Pangeran Walangsungsang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon.\
Pangeran Walangsungsang, yang telah selesai menunaikan ibadah haji kemudian disebut Haji Abdullah Iman. Ia lalu tampil sebagai “raja” Cirebon pertama yang memerintah kerajaan dari keraton Pakungwati dan aktif menyebarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon.

Pendirian kesultanan Cirebon memiliki hubungan sangat erat dengan keberadaan Kesultanan Demak.

Semoga Sejarah Kerajaan Cirebon tadi dapat memberikan manfaat bagi teman-teman semua, sekian dan terimakasih.

Kerajaan Demak

kerajaan demak - peta kerajaan

Kerajaan Demak – Kerajaan Demak mulanya merupakan sebuah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan dari Kerajaan majapahit. Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Demak lalu mulai memisahkan diri dari Ibu Kota di Bintoro. Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama yang ada di Pulau Jawa.

Kerajaan Demak pertama kali didirikan oleh Raden Patah. Kerajaan demak memiliki lokasi yang sangat strategis karena terletak antara pelabuhan bergota dari kerajaan Mataram Kuno dan Jepara, kedua tempat inilah yang telah membuat Demak menjadi kerajaan dengan pengaruh sangat besar di Nusantara.

Baca juga:

 

Kerajaan Demak didirikan oleh raden Patah asal yang masih keturunan dari Majapahit dengan seorang putri dari Campa.
Daerah kekuasaan dari Kerajaan Demak mencakup Banjar, Palembang dan Maluku serta bagian utara pada pantai Pulau Jawa.

Kehidupan Politik Kerajaan Demak

kerajaan demak - raja demak
Sunan Ampel. via: blogspot.com

Raja pertama dari Kerajaan Demak ialah Raden Patah yang bergelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama.

Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh seorang putranya yang bernama Pati Unus. Sebelum diangkat menjadi Raja, Pati Unus sebelumnya sudah pernah memimpin armada laut kerajaan Demak untuk menyerang Portugis yang berada di Selat Malaka.

Sayangnya, usaha Pati Unus tersebut masih mengalami kegagalan. Namun karena keberaniannya dalam menyerang Portugis yang ada di Malaka tersebut, akhirnya Pati unus mendapat julukan sebagai Pangeran Sabrang Lor.

Lalu pada tahun 1521, Pati Unus wafat dan tahtanya digantikan oleh adiknya yang bernama Trenggana. Pada masa inilah kerajaan Demak mencapai pusak kejayaannya.

Sejarah Kerajaan Demak

kerajaan demak - raja kerajaan demak
via: slidesharecdn.com

Setelah berkuasa, lalu Sultan Trenggana mulai melanjutkan upaya dalam menahan pengaruh dari Portugis yang sedang berusaha untuk mengikat kerjasama bersama kerajaan Sunda atau Pajajaran.

Kala itu, Raja Samiam yang berasal dari kerajaan Sunda sudah memberikan izin untuk mendirikan kantor dagangnya di Sunda Kelapa. Oleh karena itu, Sultan Trenggana akhirnya mengutus Fatahillah atau Faletehan untuk bisa mencegah supaya Portugis tidak dapat menguasai wilayah Sunda Kelapa dan Banten.

Sunda Kelapa merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda. Pada waktu itu, Portugis membangun benteng yang ada di Sunda Kelapa. Namun, kerajaan Demak tak senang dengan adanya keberadaan orang-orang Portugis tersebut.

Akhirnya, Fatahillah lalu berhasil dalam mengalahkan Portugis. Banten dan Cirebon akhirnya dapat dikuasai oleh Fatahillah bersama pasukannya.

Karena jasanya ini, untuk mengenang kemenangan tersebut maka Sunda Kelapa lalu diganti namanya menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527. Kejadian itu membuat Sultan Trenggana menjadi Raja terbesar yang ada di Demak.

Pasukan Demak mulai terus bergerak menaklukan pedalaman dan berhasil dalam menundukkan sebagian wilayah yang berada di Timur.

Daerah-daerah yang masih memiliki kerajaan Hindu dan Buddha yang berada di Jawa Timur lalu satu persatu dikalahkan yakni Wirosari dan Tuban pada tahun 1528, Madiun pada tahun 1529, Lamongan, Blitar, Pasuruan dan Wirosobo pada tahun 1541 sampai dengan 1542.

Mataram, Madura dan Pajang pun akhirnya jatuh kedalam kekuasaan kerajaan Demak. Demi dapat memperkuat kedudukannya maka Sultan Trenggana mengawinkan putrinya dengan Pangeran Langgar yang menjabat Bupati Madura.

Selanjutnya, Putra Bupati Pengging yang bernama Tingkir juga diambil menjadi menantu Sultan Trenggana dan ia diangkat menjadi Bupati di Pajang.

Pada tahun 1546, Sultan Trenggana menemui ajalnya di medan pertempuran ketika melancarkan penyerangan di Pasuruan. Sejak Sultan Trenggana wafat, Kerajaan Demak dilanda persengketaan dalam memperebutkan kekuasaan yang berada di kalangan keluarga kerajaan.

Pengganti Sultan Trenggana seharusnya ialah Pangeran Mukmin atau Pangeran Prawoto selaku putra tertua dari Sultan Trenggana , namun kemudian Pangeran Prawoto dibunuh oleh Bupati Jipang yaitu Arya Penangsang.

Kemudian, tahta kerajaan Demak akhirnya diduduki oleh Arya Penangsang. Namun keluarga kerajaan ternyata tidak menyetujui atas naik tahtanya Arya Penangsang menjadi Raja. Lalu akhirnya Arya penangsang berhasil dikalahkan oleh kerajaan Demak berkat bantuan dari Jaka Tingkir. Sejak saat itu wilayah kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

kerajaan demak - potren zaman dulu
via: blogspot.com

Kerajaan Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Nusantara, Demak memegang peran yang sangat penting dalam aktivitas perekonomian antarpulau.

Demak memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian yang lumayan luas dan menjadi penghasil bahan makanan seperti beras. Selain itu, perdagangannya juga semakin meningkat. Barang yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.

Barang-barang tersebut lalu diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Aktivitas perdagangan Maritim tersebut telah menyebabkan kerajaan demak mendapat keuntungan sangat besar. Banyak kapal yang melewati kawasan laut jawa dalam memasarkan barang dagangan tersebut.

Kehidupan Sosial dan Budaya

kerajaan demak - masjid agung megah
via: satujam.com

Dalam kehidupan sosial dan budaya, rakyat kerajaan Demak sudah hidup dengan teratur. Roda kehidupan budaya dan sosial masyarakat Kerajaan Demak sudah diatur dengan hukum Islam sebab pada dasarnya Demak ialah tempat berkumpulnya para Wali Sanga yang menyebarkan islam di pulau Jawa.

Adapun sisa peradaban dari kerajaan Demak yang berhubungan dengan Islam dan sampai saat ini masih dapat kita lihat ialah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut merupakan lambang kebesaran kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam Indonesia di masa lalu.

Selain memiliki banyak ukiran islam (kaligrafi), Masjid Agung Demak juga memiliki keistimewan, yaitu salah satu tiangnya terbuat dari sisa sisa kayu bekas pembangunan masjid yang disatukan.

Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga adalah yang mempelopori dasar-dasar perayaan Sekaten yang ada dimasa Kerajaan Demak. Perayaan tersebut diadakan oleh Sunan Kalijaga dalam untuk menarik minat masyarakat agar tertarik untuk memeluk Islam.

Perayaan Sekaten tersebut lalu menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan terus menerus dipelihara sampai saat ini, terutama yang berada didaerah Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta.

Kerajaan Mataram Islam

kerajaan mataram islam - bendera

Kerajaan Mataram Islam adalah sebuah Kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke 16. Kerajaan ini dipimpin oleh suatu dinasti yang mengaku sebagai keturunan dari Majapahit, yaitu keturununan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.

Sepanjang sejarahnya, Kerajaan Mataram pernah memiliki 3 ibu kota yaitu:

  • Kota Gede (1588-1613)
  • Karta (1613-1647)
  • Pleret (1647-1681)

Pada masa keemasannya Kerajaan Mataram pernah menguasai seluruh tanah Jawa dan sekitarnya kecuali Batavia yang pada saat itu dikuasai oleh VOC.

Baca juga:

Kerajaan ini juga pernah memerangi VOC untuk merebut Batavia, namun sayangnya peperangan ini mengalami kegagalan karena kapal kerajaan Mataram berhasil ditenggelamkan.

Kerajaan Mataram merupakan kerajaan berbasis pertanian yang lemah secara maritim.

Sejarah Kerajaan Mataram

kerajaan mataram islam - wilayah kekuasaan
via: markijar.com

Awal berdirinya Kerajaan Mataram bermula dari keberhasilan Sutawijaya dalam mengalahkan Aria Penangsang asal Jipang dalam sebuah peperangan.

Atas keberhasilannya, Sutawijaya kemudian mendapatkan Hutan Mentaok sebagai hadiah oleh Sultan Hadi WIjaya. Awalnya Hutan Mentaok dipimpin oleh ayah Sutawijaya yang bernama Ki Ageng Pemanahan.

Setelah ayahnya meninggal, maka hutan Mentaok jatuh ke tangan Sutawijaya. Dalam mencapai tujuannya untuk menaklukan seluruh Jawa, Sutawijaya dibantu oleh pamannya yang bernama Ki Juru Martani.

Silsilah Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram sempat dimpin oleh 6 orang raja, siapa sajakah itu? Berikut daftarnya:

    1. Ki Ageng Pamanahan

 

kerajaan mataram islam - ki ageng pamanahan

via: snipview.com

Ki Ageng Pamanahan merupakan pendiri dari desa Mataram pada tahun 1556. Desa inilah yang nantinya akan menjadi Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh anaknya, Sutawijaya.

Tanah ini awalnya hutan lebat yang lalu dibuka oleh masyarakat sekitar dan diberi nama Alas Mentaok. Lalu Ki Ageng Pamanahan menjadikan bekas hutan ini sebagai sebuah desa yang diberinama Mataram.

Ki Ageng Pamanahan wafat pada tahun 1584 dan dimakankan di Kota Gede (Jogjakarta sekarang).

    1. Panembahan Senapati

 

kerajaan mataram islam - panembahan senapati

via: staticflikr.com

Setelah ki Ageng wafat pada tahun 1584, kekuasaan jatuh ke tangan anaknya yaitu Sutawijaya. Ia adalah menantu dan anak angkat dari Sultan Pajang.

Sutawijaya tadinya merupakan senapati dari kerajaan Pajang. Karena itu ia diberi gelar “Panembahan Senapati” karena masih dianggap sebagai senapati utama Pajang dibawah Sultan Pajang.

Kerajaan Mataram Islam mulai bangkit dibawah kepemimpinan Panembahan Senapati. Kerajaan ini lalu memperluas wilayah kekuasaannya dari Pajang, Demak, Tuban, Madiun, Pasuruan dan sebagian besar wilayah Surabaya.

Panempahan Senapati wafat pada tahun 1523, lalu posisinya digantikan oleh anaknya yang bernama Raden Mas Jolang.

    1. Raden Mas Jolang

 

kerajaan mataram islam - raden mas jolang

via: slidesharecdn.com

Raden Mas Jolang atau Panembahan Anyakrawati merupakan putra dari Panembahan Senapati dan putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati.

Raden Mas Jolang Merupakan pewaris kedua dari kerajaan Mataram Islam. Beliau memerintah dari tahun 1606 – 1613 atau selama 12 tahun.

Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi peperangan. Peperangan karena penaklukan wilayah ataupun karena mempertahankan wilayah.

Raden Mas Jolang wafat pada tahun 1613 di desa Krapyak. dimakamkan di makam Pasar gede di bawah makan ayahnya.

    1. Raden Mas Rangsang

 

kerajaan mataram islam - raden mas agung

via: sejahtraku.blogspot.com

Raden Mas Rangsang adalah raja ke 3 Kerajaan Mataram Islam dan merupakan putra dari Raden Mas Jolang. Ia memerintah pada tahun 1613 – 1645. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya.

Raden Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Ngabdurrachman. Pada masa ini, Kerajaan Mataram berhasil menguasai hampir seluruh Tanah Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat.

Selain melakukan penaklukan wilayah dengan berperang melawan raja Jawa. Sultan Agung juga memerangi VOC yang ingin merebut Jawa dan Batavia.

Pada masa Sultan Ageng, Kerajaan Mataram berkembang menjadi Kerajaan Agraris. Sultan Ageng wafat pada tahun 1645 dan di makanmkan di Imogiri.

    1. Amangkurat I

 

kerajaan mataram islam - amangkurat 1

via: dewimutiaraintanberlianpakidulan.blogspot.com

Sultan Amangkurat merupakan anak dari Sultan Ageng. Ketika berkuasa, ia memindahkan pusat kerajinan dari kota Gedhe ke kraton Plered pada tahun 1647.

Sultan Amangkurat berkuasa dari tahun 1638 sampai tahun 1647. Pada masa inilah Kerajaan Mataram Islam terpecah. Ini dikarenakan sultan Amangkurat I menjadi teman dari VOC.

Sultan Amangkurat I meninggal pada tanggal 10 Juli 1677 dan dimakankan di Telagawangi, Tegal. Sebelum meninggal, ia sempat menangkat Sunan Mataram atua Amangkurat II sebagai penerusnya.

    1. Amangkurat II

 

kerajaan mataram islam - raden mas rahmat

via: wikimedia.org

Amangkurat II atau Raden Mas Rahmat merupakan pendiri dan raja pertama dari Kasunanan Kartasura. Kasunanan Kartasura merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Islam.

Raden Mas Rahmat memerintah dari tahun 1677 sampai tahun 1703. Beliau merupakan raja Jawa pertama yang menggunakan pakaian eropa sebagai pakaian dinas. Karena itu rakyat menjulukinya Sunan Amral (Admiral).

Demikian Informasi yang dapat saya berikan tetang Kerajaan Mataram Islam. Semoga Informasi ini bermanfaat bagi Anda sekalian. Sekian dan Terimakasih.

Sejarah Kerajaan Ottoman

sejarah kerajaan ottoman - bendera

Sejarah Kerajaan Ottoman – Kerajaan Ottoman atau Turki Utsmaniyah adalah sebuah kerajaan yang lahir pada tahun 1453 setelah Mehmed II berhasil menaklukan Konstantinopel. Pada masa ini pasukan kerajaan yang bernama Janissary sangat ditakuti oleh dunia.

Pasukan ini terkenal karena berhasil menaklukan Konstantinopel yang pada masa itu terkenal tak bisa ditembus. Kerajaan Ottoman mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qonuni bin Salim atau terkenal dengan nama Suleiman the Magnificent (Suleiman yang Agung).

Pemerintahan Sultan Suleiman berlangsung selama 48 tahun yaitu dari tahun 926 H sampai 974 H, dengan demikian beliau merupakan sultan terlama yang pernah memimpin Kesultanan Turki.
Kerajaan Turki menerapkan syari’at islam dalam pemerintahannya, karena itu dikenal juga sebagai Kesultanan Turki atau Kekhalifahan Turki.

Sulaiman Al Qanuni

sejarah kerajaan ottoman - suleiman al qanuni
via: guim.co.uk

Dalam masa pemerintahannya, Sultan Suleiman berhasil menjadikan Turki sebagai negara yang sangat kuat dan berkuasa. Ini terbukti dari luasnya wilayah kekuasaan Turki pada saat itu.

Kekuasaan Turki pada masa itu melebar sampai negeri tetangga seperti Mesir, Iraq, Syiria dan Palestina. Tidak heran jika ia menjadi salah satu penguasa paling berpengaruh di dunia. Kata-katanya di dengar oleh seluruh penjuru negeri dan kerajaan lainnya.

sejarah kerajaan ottoman - masjid suleiman al qanuni
Masjid Suleiman Al Qanuni via: medium.com

Kesultanan Turki juga memegang teguh pada syariat islam. Manajemen dan perundang-undangan negara begitu modern tanpa sedikitpun menyelisihi syariat islam yang memang dipegang teguh oleh keluarga Utsmani di setiap wilayah kekuasaan mereka.

Pada masa ini Ilmu pengetahuan, Sastra, Arsitektur dan pembangunan berkembang dengan begitu pesatnya.

Masa Pertumbuhan dan Awal Pemerintahan Turki

sejarah kerajaan ottoman - arsitektur
via: travelwithopus.com

Sultan Sulaiman dilahirkan di Kota Trabzon pada tahun 900 H bertepatan dengan 1495 M. Ayah Sultan Suleiman adalah Sultan Salim I dan ibunya bernama Hafshah. Saat Sultan Suleiman dilahirkan ayahnya adalah tamir dari daerah Trabzon.

Sultan Salim I memiliki perhatian khusus pada Suleiman, ia mengajarkan anaknya itu ilmu, sastra. Ia juga mengajarkan anaknya untuk mencintai ulama, ahli fiqih dan sastrawan. Ketika kecil, Suleiman dikenal sebagai seorang yang tekun dan memiliki kesungguhan.

Ketika Sultan Salim meninggal pada 22 September 1529 M, anaknya Sultan Suleiman lalu diangkat menjadi raja yang baru. Saat itulah secara langsung ia turun dalam memerintah negara. Pada awal pelantikannya, Sultan Suleiman membuka khotbahnya dengan ayat berikut:

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Naml: 30).

Sultan Suleiman merupakan Sultan yang sangat bertanggung jawab sebagai kepala negara. Ia memperluas pengaruh dan wilayah kerajaan, serta menertibkan wilayah yang ingin melepaskan diri dari otoritas Turki.

Para musuhnya mengira karena usia yang masih muda (26 tahun), maka kesempatan untuk memberontak akhirnya muncul. Namun mereka salah besar, sultan Suleiman memliki kekuatan dan kematangan dalam memimpin sehingga rencana pemberontakan (melepaskan diri) pun gagal.

Beberapa prestasi Sultan Suleiman yaitu berhasil menghentikan pemberontakan Janbirdi al-Ghazali di Syam, Ahmad Basya di Mesir, dan seorang Syiah yang bernama Qulandar Jalabi di daerah Konya dan Kahramanmaraş.

Jihad Mengusir Penjajah Eropa dari Timur Tengah

sejarah kerajaan ottoman - wilayah kekuasaan
Wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turiki via: squarespace.com

Pada masa pemerintahan Sultan Suleiman, terjadi beberapa kali peperangan untuk meluaskan wilayah kerajaan Utsmani. Peperangan itu berhasil meluaskan wilayah kerajaan sampai Eropa, Asia dan Afrika.

Pada tahun 1521 M, Kekhalifahan Utsmani telah berhasil menguasai Belgrade (ibu kota serbia). Tahun 1529 M pasukan Utsmani mengepung kota Vienna (ibu kota Austria), namun pengepungan ini gagal.

Pada kesempatan berikutnya, pasukan Utsmani mencoba menaklukan Vienna kembali, namun hasilnya tetaplah gagal. Ibu kota Hungaria, Budapest jatuh ketangan Utsmani dan menjadi salah satu propinsinya.

Peperangan dengan syiah terjadi 3 kali pada masa pemerintahan sultan Suleiman. Peperangan ini dilakukan di Asia dan terjadi pada tahun 1534 M yang menyebabkan Irak menjadi bagian dari Utsmaniah.

Wilayah Iran (Tabriz) juga menjadi bagian dari Utsmaniah pada tahun 1548 M. Sultan Suleiman berhasil memaksa Shah Tahmasp I (Raja Iran) untuk membuat perjanjian dan memberikan kuasa penuh atas Arywan, Tabriz dan Anatolia pada tahun 1555 M.

Pada masa ini, sebagian besar Tunisia, Eritria, Jibouti dan Shomalia di Benua Afrika menjadi bagian dari wilayah Turki Utsmani.

Semoga Kehebatan Kekhalifahan Utsmani bisa Ditiru Oleh Bangsa Indonesia.